Kamis, 29 Mei 2008

Legenda Sutra Gelar Tari Lintas Etnis Sumut

Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Kebudayaan Sumatera Utara (Legenda Sutra) menggandeng Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (Mabmi) Medan menggelar pagelaran musik dan tari lintas etnis, Sabtu (17/2) di Garuda Plaza Hotel.
Ketua Legenda Sutra, Datuk H Chairil Anwar Surbakti SE MH saat ditemui wartawan di lokasi mengatakan, pagelaran ini bertujuan untuk mempererat beragam kebudayaan multietnis mulai dari Melayu, Jawa, Tapsel, Mandailing, Angkola, Minang, Karo, Simalungun serta puak-puak lainnya.
Pertunjukan teater komedi bangsawan berjudul "Ajang Ambe’, ini mampu mengocok perut ratusan udangan yang hadir malam itu. Selain teater digelar pula beragam tari dari beragam etnis yang ada di Sumut.
Tampak hadir di barisan undangan di antaranya, Prof H Samin Siregar, tokoh budaya Sumut, pimpinan partai politik, warga Pujakesuma, mahasiswa dan tokoh masyarakat.
Pertunjukkan ini menceritakan tentang sebuah negeri antah berantah yang dipimpin seorang raja yang sedang sakit, lalu untuk sementara disingkirkan. Kemudian, panglima raja memanfaatkan kekuasaan menggantikan raja untuk memperdaya rakyat. Lalu hal ini diketahui raja dan panglima di penjara. Walau terkesan sederhana, tapi pemain Legenda Sutra menampilkan pagelaran yang sangat bagus.
Di pihak lain, Datuk H Chairil Anwar Surbakti SE MH mengatakan, pagelaran ini adalah kegiatan musik dan tari lintas etnis yang keempat dilaksanakan oleh Legenda Sutra. Pagelaran ini, katanya, telah dilaksanakan sejak tahun 2001.
“Pagelaran ini adalah suatu pembelajaran bahwasanya di Sumatera Utara (Sumut), ada kesenian tua yang hampir punah seperti binatang langka yang harus dilindungi. Kesenian khas orang Melayu yang bisa menghimpun semua lintas etnis dan menampung semua aspirasi. Kita lihat penampilan tadi ada etnis Jawa, Karo, Batak serta Padang. Dan sebenarnya ini adalah media yang efektif dalam rangka pembelajaran,” ujarnya.
Dijelaskannya, dengan pagelaran bertema “Dengan Semangat Kebersamaan Kita Wujudkan Kebersatuan, Ketentraman dan Kedamaian Masyarakat Sumatera Utara” diharapkan persatuan dapat terwujud dengan adanya kebersamaan.
“Karena kebersamanlah yang membuat masyarakat Sumatera Utara yang heterogen ini bisa bertahan sampai sekarang. Lihat saja, di Sumatera Utara setidaknya ada 14 etnis Sumatera dan 3 etnis pendatang serta 3 etnis internasional. Semua ini rentan akan konflik, tapi karena kebersamaan bisa bertahan,” katanya.
Datuk Chairil Anwar Surbakti mengatakan, saat ini ada kesenjangan yang sangat tinggi antara seniman-seniman Sumatera Utara dengan Jawa. Karena itu, kini, Ketua Lembaga Pengembangan & Pembinaan Kebudayaan Masyarakat Sumut mencoba untuk bekerja sama dengan seniman di Taman Budaya Sumut untuk mendorong partisipasi publik dalam bentuk supporting. Sehingga akan terlihat keseragaman antara seniman dari Jawa dengan seniman dari Sumatera Utara.
“Pagelaran ini merupakan test case untuk memberitahukan kepada publik bahwasannya ada kesenian tradisional yang yang memang sangat bagus. Nanti kita akan mencoba untuk lebih banyak melakukan gelaran ini,” katanya.

Sumber: Harian Medan Bisnis,
Senin, 19-02-2007
http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=83696&more=1